Minggu, 21 Oktober 2012

RUU Lambang Palang Merah Mulai Dibahas Di DPR RI


Ketua Umum PMI Jusuf Kalla, Kepala Basarnas, dan Kepala BNPB diundang oleh Badan Legislatif DPR RI untuk membahas RUU Lambang Palang Merah di Gedung Nusantara I, Ruang Rapat Badan Legislatif, DPR RI, Jakarta, Selasa (22/5/2012). 
“Termin ini adalah Rapat Dengar Pendapat Umum atau RDPU. Salah satu tahap yang harus dilewati sebelum UU kemudian disahkan. Pihak dari DPR akan mendengarkan masukan dari Ketua Umum PMI Jusuf Kalla, Kepala BNPB dan Kepala Basarnas,” tegas Kepala Subdiv. Diseminasi, Divisi Kelembagaan Markas Pusat PMI, Fitriana Sidikah langsung dari Gedung Nusantara I, DPR RI, Jakarta, Selasa (22/5/2012).
Rapat ini dihadiri oleh Badan Legislatif DPR RI, Ketua Umum PMI Jusuf Kalla, segenap Pengurus Pusat PMI beserta karyawan, Kepala BNPB Syamsul Maarif, serta perwakilan dari Kabasarnas.
Lebih detail dalam rapat ini, Ketua Umum PMI Jusuf Kalla menjelaskan, “Palang Merah adalah organisasi kemanusiaan besar di dunia. Perlunya UU lambang Palang Merah adalah sebagai lambang pelindung yang netral dan tidak diskriminatif dalam menjalankan misi kemanusiaan. UU Lambang Palang Merah adalah sebagai penegasan atau ratifikasi dari Konvensi Jenewa. Perlu ada kejelasan penggunaan lambang Palang Merah di negara ini.”
Ia menegaskan, perlunya UU Lambang Palang Merah ini adalah juga untuk mengikuti penggunaan lambang oleh TNI, dan PMI akan mengikuti apapun keputusan dari pihak TNI dan negara.
Pendapat ini didukung oleh pihak perwakilan dari Basarnas dan BNPB yang hadir. Kepala BNPB Syamsul Maarif menyatakan langsung, “BNPB mendukung agar RUU Lambang Palang Merah yang juga mengatur tentang PMI, untuk segera disahkan DPR RI.”
Perwakilan dari Basarnas juga menyatakan bahwa perlunya UU Lambang Palang Merah segera disahkan adalah agar memudahkan sistem koordinasi antara PMI dan Basarnas dalam setiap misi penyelamatan dan kegiatan kemanusiaan lainnya.
Melalui tahap RDPU tersebut, maka dapat disebutkan bahwa RUU Lambang Palang Merah menjadi RUU prioritas dalam Prolegnas 2012 dan merupakan RUU usulan dari DPR RI.*

(Penulis berita dan editor: Ayu Andini, Biro Humas Markas Pusat PMI. Foto: Aulia Arriani, Biro Humas Markas Pusat PMI)
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi: Fitriana Sidikah, Kepala Subdiv. Diseminasi, Divisi Kelembagaan Markas Pusat PMI, Hp. 081584534567.

Sejarah Palang Merah Indonesia


Sejarah Lahirnya Gerakan
Pada tanggal 24 Juni 1859 di kota Solferino, Italia Utara, pasukan Perancis dan Italia sedang bertempur melawan pasukan Austria dalam suatu peperangan yang mengerikan. Pada hari yang sama, seorang pemuda warganegara Swiss, Henry Dunant , berada di sana dalam rangka perjalanannya untuk menjumpai Kaisar Perancis, Napoleon III. Puluhan ribu tentara terluka, sementara bantuan medis militer tidak cukup untuk merawat 40.000 orang yang menjadi korban pertempuran tersebut. Tergetar oleh penderitaan tentara yang terluka, Henry Dunant bekerjasama dengan penduduk setempat, segera bertindak mengerahkan bantuan untuk menolong mereka.
Beberapa waktu kemudian, setelah kembali ke Swiss, dia menuangkan kesan dan pengalaman tersebut kedalam sebuah buku berjudul “Kenangan dari Solferino”, yang menggemparkan seluruh Eropa. Dalam bukunya, Henry Dunant mengajukan dua gagasan:
  • Pertama, membentuk organisasi kemanusiaan internasional , yang dapat dipersiapkan pendiriannya pada masa damai untuk menolong para prajurit yang cedera di medan perang.
  • Kedua, mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang cedera di medan perang serta perlindungan sukarelawan dan organisasi tersebut pada waktu memberikan pertolongan pada saat perang.
Pada tahun 1863, empat orang warga kota Jenewa bergabung dengan Henry Dunant untuk mengembangkan gagasan pertama tersebut. Mereka bersama-sama membentuk “Komite Internasional untuk bantuan para tentara yang cedera”, yang sekarang disebut Komite Internasional Palang Merah atau International Committee of the Red Cross (ICRC).
Dalam perkembangannya kelak untuk melaksanakan kegiatan kemanusiaan di setiap negara maka didirikanlah organisasi sukarelawan yang bertugas untuk membantu bagian medis angkatan darat pada waktu perang. Organisasi tersebut yang sekarang disebut Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah.
Berdasarkan gagasan kedua, pada tahun 1864, atas prakarsa pemerintah federal Swiss diadakan Konferensi Internasional yang dihadiri beberapa negara untuk menyetujui adanya “Konvensi perbaikan kondisi prajurit yang cedera di medan perang”. Konvensi ini kemudian disempurnakan dan dikembangkan menjadi Konvensi Jenewa I, II, III dan IV tahun 1949 atau juga dikenal sebagai Konvensi Palang Merah. Konvensi ini merupakan salah satu komponen dari Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI) suatu ketentuan internasional yang mengatur perlindungan dan bantuan korban perang.
PALANG MERAH INTERNASIONAL
    • Komite Internasional Palang Merah / International Committee of the Red Cross (ICRC), yang dibentuk pada tahun 1863 dan bermarkas besar di Swiss. ICRC merupakan lembaga kemanusiaan yang bersifat mandiri, dan sebagai penengah yang netral. ICRC berdasarkan prakarsanya atau konvensi-konvensi Jenewa 1949 berkewajiban memberikan perlindungan dan bantuan kepada korban dalam pertikaian bersenjata internasional maupun kekacauan dalam negeri. Selain memberikan bantuan dan perlindungan untuk korban perang, ICRC juga bertugas untuk menjamin penghormatan terhadap Hukum Perikemanusiaan internasional.
    • Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah, yang didirikan hampir di setiap negara di seluruh dunia, yang kini berjumlah 176 Perhimpunan Nasional, termasuk Palang Merah Indonesia. Kegiatan perhimpunan nasional beragam seperti bantuan darurat pada bencana, pelayanan kesehatan, bantuan sosial, pelatihan P3K dan pelayanan transfusi darah. Persyaratan pendirian suatu perhimpunan nasional diantaranya adalah :
      • mendapat pengakuan dari pemerintah negara yang sudah menjadi peserta Konvensi Jenewa
      • menjalankan Prinsip Dasar Gerakan
    Bila demikian ICRC akan memberi pengakuan keberadaan perhimpunan tersebut sebelum menjadi anggota Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
  • Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah / International Federation of Red Cross and Red Crescent (IFRC), Pendirian Federasi diprakarsai oleh Henry Davidson warganegara Amerika yang disahkan pada suatu Konferensi Internasional Kesehatan pada tahun 1919 untuk mengkoordinir bantuan kemanusiaan, khususnya saat itu untuk menolong korban dampak paska perang dunia I dalam bidang kesehatan dan sosial. Federasi bermarkas besar di Swiss dan menjalankan tugas koordinasi anggota Perhimpunan Nasional dalam program bantuan kemanusiaan pada masa damai, dan memfasilitasi pendirian dan pengembangan organisasi palang merah nasional.
PERTEMUAN ORGANISASI PALANG MERAH INTERNASIONALSesuai dengan Statuta dan Anggaran Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah menyebutkan empat tahun sekali diselenggarakan Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (Internasional Red Cross Conference) . Konferensi ini dihadiri oleh seluruh komponen Gerakan Palang Merah Internasional ( ICRC, perhimpunan nasional dan Federasi Internasional ) serta seluruh negara peserta Konvensi Jenewa. Konferensi ini merupakan badan tertinggi dalam Gerakan dan mempunyai mandat untuk membahas dan memutuskan semua ketentuan internasional yang berkaitan dengan kegiatan kemanusiaan kepalangmerahan yang akan menjadi komitmen semua peserta.
Dua tahun sekali , Gerakan Palang Merah Internasional juga mengadakan pertemuan Dewan Delegasi (Council of Delegates) , yang anggotanya terdiri atas seluruh komponen Gerakan. Dewan Delegasi akan membahas permasalahan yang akan dibawa dalam konferensi internasional. Suatu tim yang dibentuk secara khusus untuk menyiapkan pertemuan selang antar konferensi internasional yaitu Komisi Kerja (Standing Commission).
Bersamaan dengan pertemuan tersebut khusus untuk Federasi Internasional dan anggota perhimpunan nasional juga mengadakan pertemuan Sidang Umum (General Assembly) sebagai forum untuk membahas program kepalangmerahan dan pengembangannya.
KOMITMEN KEMANUSIAAN
Berikut adalah garis besar program kemanusiaan kepalangmerahan yang terakomodasi antara lain dalam kesepakatan Federasi Internasional (Strategi 2010) ; Komitmen Regional anggota Perhimpunan (Deklarasi Hanoi ) dan kesepakatan Konferensi Internasional (Plan of Action).
    • STRATEGI 2010
      Strategi 2010 (S-2010) adalah seperangkat strategi Federasi Internasional dalam menghadapi tantangan kemanusiaan pada dekade menantang. Dokumen yang diadopsi Sidang Umum pada tahun 1999 ini menjabarkan misi Federasi yaitu: “memperbaiki hajat hidup masyarakat rentan dengan memobilisasi kekuatan kemanusiaan”.
      Tiga tujuan utama yang strategis adalah:
      • Memperbaiki Hajat Hidup masyarakat Rentan
        Strategi ini terfokus melalui empat bidang inti, yaitu:
        • Promosi Prinsip-Prinsip dasar Gerakan dan nilai-nilai kemanusiaan;
        • Penanggulangan Bencana;
        • Kesiapsiagaan penanggulangan bencana; dan
        • Kesehatan dan perawatan di masyarakat.
Keempat bidang ini adalah suatu paket yang integral dan saling terkait satu sama lain, yang memiliki dua dimensi yaitu pelayanan dan advokasi.
  • Memobilisasi Kekuatan Kemanusiaan
        Pengerahan kapasitas organisasi untuk pelayanan ini akan terjadi bila perhimpunan nasional berfungsi dengan baik. Artinya ada mekanisme organisasi, pengembangan kapasitas, memobilisi sumber keuangan dengan mengembangkan kemitraan dan mengoptimalkan komunikasi dalam Perhimpunan Nasional.
      • Bekerjasama Secara Efektif
        Adanya perhimpunan nasional yang kuat akan membentuk sebuah Federasi yang kuat , efektif dan efisien yaitu dengan mengembangkan kerjasama subregional dan mengimplementasikan strategi gerakan, kemitraan dengan organisasi internasional lain, memobilisasi publik dan advokasi penentu kebijakan serta mengkomunikasikan pesan-pesan dan misi Federasi Internasional.
    • DEKLARASI HANOI “United for Action”
Dokumen ini disahkan melalui Konferensi Regional V di Hanoi, Vietnam pada tahun 1998, yang disepakati oleh 37 perhimpunan nasional se Asia Pasifik dan Timur Tengah yang bertekad , walau beragam budaya, geografis dan latar belakang lain, untuk bersatu demi suatu aksi kemanusiaan.
      Kecenderungan bencana alam serta krisis moneter secara global telah melanda wilayah regional dan berdampak pada permasalahan imigrasi penduduk karena menghendaki perbaikan hidup, krisis ekonomi yang menyebabkan angka pengangguran yang semakin meningkat serta berjangkitnya wabah penyakit. Hal ini menjadi tantangan bagi Palang Merah untuk membantu meringankan penderitaan umat manusia.
      Deklarasi Hanoi memfokuskan penanganan program pada isu-isu berikut:
      + Penanggulangan bencana
      + Penanganan wabah penyakit
      + Remaja dan Manula
      + Kemitraan dengan pemerintah
      + Organisasi dan Manajemen kapasitas sumber daya
      + Hubungan masyarakat dan promosi

Sabtu, 20 Oktober 2012

MARS PMI


Palang Merah Indonesia
sumber kasih umat manusia
Warisan luhur nusa dan bangsa
wujud nyata pengayom Pancasila
Gerak juangnya ke seluruh nusa
Mendharmakan bhakti bagi Ampera
Tunaikan tugas suci
tujuan PMI di persada Bunda Pertiwi
Untuk umat manusia di sluruh dunia
PMI menghantarkan jasa

Inilah lagu Mars PMI yang diciptakan oleh Muchtar H.S. pada 1967 di PMI Cabang Kudus. Lagu ini wajib harus fardu ain dihafalkan dan disematkan dalam jiwa sanubari bagi Anda yang merasa anak PMR sejati. Setuju? Mau mempelajari lagu ini dengan benar? Kalian bisa download di sini ni...Enag tho...tinggal klik jadi! Selamat mendengarkan and be the real volunteer of the future...


Kesiapsiagaan Bencana


Aloha PMR Indonesia . . .
Kali ni qta bahas bareng yuk ttg Kesiapsiagaan bencana . . .

Nah pasti sobat semua uda tau dong bahwa Indonesia negara kita ini emang gudangnya bencana alam. Mulai dari banjir, longsor, gempa bumi, gunung meletus, erosi, korupsi, kolusi dan nepotisme (hloh!?). Maka dari itu qta sebagai anag PMR alias relawan masa depan kudu paham nih masalah yg beginian. Makanya deh ni q sajikan video produksi LIPI yg aku dapetin dariMas Kartomi Galang Saputra, anag KSR Cab. Bandung lewat blognyahttp://thomy212.blogspot.com, walopun video-nya Mas Tomi ga full, (pzt gara2 di-convert pk software murah meriah c...haha...) tp penonton jgn binun, ane uda dapet versi fullnya trus ane uipload di youtube.com. Diliat ya...dijamin seru abis animasinya, walopun ga sebagus Upin Ipin tapi ilmunya yahud bro...

Bagi yang ingin mendownload materi kesiapsiagaan ini, ntar di akhir postingan kusediain link-nya deh, tinggal klik lgsg deh bisa ndownload free gratis bebas biaya!! Di sini kalian semua bisa ndownload:
  • sebuah materi Kesiapsiagaan tertulis format pdf, ama
  • dua episode video Kesiapsiagaan Gempa & Tsunami format mp4. 
So, download semua materi yg q sediain ea . . . moga bermanfaat . . .
But dont forget to watch this video firstly, guys... 

Kesiapsiagaan Gempa & Tsunami part 1
video 2008 by: LIPI ( Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia )

Kesiapsiagaan Gempa & Tsunami part 2
video 2008 by: LIPI ( Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia )




Kegiatan - Kegiatan











Prestasi





Perkenalan

Blog ini di buat untuk mempromosikan PMR di seluruh sekolah khususnya di sekolah MAN 1.
tujuan dari pembuatan ini adalah untuk memberikan pembelajaran yang semoga bisa bermanfaat untuk kita semua. 
saya dilatih oleh seorang pelatih yang gimana gitu, heheheh ..
dia bernama SAHRULAH HASBI, dia adalah salah satu KSR Jakarta Barat. 
mungkin itu aja, apabila ada yang tdk berkenan mohon di maklumi.
terima kasih